Rabu, 25 Maret 2009

Resident Evil 5: review kedua


Aksi Chris dan Sheva sepanjang permainan, sangat kental dengan unsur run and gun. Saking kentalnya, sampai-sampai kami merasa kalau Resident Evil 5 banyak sekali kehilangan unsur puzzle yang dulu biasanya menghiasi sepanjang permainan. Yah walaupun run and gun yang ada di sini bukan run and gun dalam arti sesungguhnya, sebab kita harus berdiri mematung saat ingin menembak musuh (mirip dengan cara Leon menembak di Resident Evil 4). Aksi yang sangat dominan di Resident Evil 5 untungnya didukung dengan banyaknya jenis persenjataan. Kita akan berhadapan dengan senjata bilogis yang canggih, jadi tidak ada salahnya kalau kita mempersiapkan diri dengan senjata-senjata yang sedikit lebih tradisional seperti peluru, granat ataupun roket dalam jumlah yang cukup banyak. Semua persenjataan tersebut bisa kita upgrade agar lebih efektif dan menyakitkan bagi para zombie, walaupun jujur saja kami masih mengharapkan kalau Chris tiba-tiba terpeleset lidah dan berteriak Hadouken sambil mengeluarkan bola api kebiruan (Tetep! Ngarep).

Peran Sheva dalam permainan bisa diisi oleh teman, baik secara split screen, system link ataupun online. Bila kita tidak memiliki ketiganya, alias teman lagi sibuk konsol terbanned ataupun internet lemot, peran Sheva bisa digantikan oleh AI. AI Sheva cukup pintar mengikuti pergerakan kita, walaupun sangat royal menghambur-hamburkan peluru. Jadi sebaiknya belikan Sheva senjata yang cukup ampuh menghabisi musuh dari jarak dekat seperti shotgun supaya dia tidak terlalu menghambur-hamburkan peluru yang kita miliki.

Bila AI Sheva agak bodoh karena boros, maka AI musuh jauh lebih bodoh lagi. Mereka sering sekali berlari ke arah kita kemudian terdiam minta ditembak atau malah kadang mereka berlari ke arah yang tidak semestinya. Satu-satunya yang menakutkan dari para Oboros adalah kelincahan dan daya tahan yang mereka miliki pada monster tipe tertentu. Khusus untuk para Ganados, mereka lebih sering merepotkan Chris karena jumlahnya dan cara berburu mereka yang keroyokan. Jadi bisa diambil kesimpulan kalau para AI dalam Resident Evil 5 membaik bila dibandingkan Resident Evil 4, tetapi tetap tidak bisa dibilang sempurna.

Kalau ditilik dari grafis, Resident Evil 5 memiliki grafis yang sangat aduhai secara artistik maupun teknik. Ketajaman gambarnya memanjakan mata apa lagi detil lingkungannya, dijamin kamu akan terkesima dengan suguhan grafis yang dimiliki oleh Resident Evil 5. Framerate dalam game ini juga tidak mengalami drop walaupun banyak musuh yang tampil di satu layar, hal ini tentu bisa menjadi sebuah bukti kalau Capcom memang selalu memoles waralaba andalan mereka agar selalu tampil prima. Dari sisi suara, tidak ada keluhan yang berarti menimpa Resident Evil 5, paling hanya masalah dialog yang kurang ekspresif dan mengena, sisanya patut untuk dipuji.

 

Gamers Zone Copyright © 2008 D'Black by Ipiet's Blogger Template